Halaman
97
Manfaat Mendengarkan Pidato/khotbah
6
A. Menyimpulkan Pesan Pidato/Ceramah/Khotbah yang
Didengar
B. Berpidato/Berceramah/Berkhotbah dengan Intonasi
yang Tepat dan Artikulasi serta Volume Suara yang
Jelas
C. Menulis Teks Pidato/Ceramah/ Khotbah dengan
Sistematika dan Bahasa yang Efektif
D. Mengidenti
fi
kasi Kebiasaan, Adat, Etika yang Terdapat
dalam Buku
Manfaat Mendengarkan
Pidato/Khotbah
6
www.indonesiamission-ny.com
98
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas IX
Manfaat Mendengarkan
Pidato/Khotbah
Dalam kehidupan sehari-hari kamu tentu pernah pendengarkan
pidato/khotbah, baik di sekolah maupun di masyarakat. Ketika
mendengarkan pidato/khotbah tentu saja kamu ingin mengetahui
isi pidato/khotbah dan menyimpulkan isinya. Untuk mencapai
tujuan tersebut, kamu dapat mengikuti kegiatan belajar pada
pembelajaran ini, yakni (1) menyimpulkan pidato/ceramah/khotbah,
(2) berpidato dengan lafal dan intonasi yang tepat, dan (3) menulis
taks pidato/ceramah.
A.
Mampu Menyimpulkam Pesan Pidato/Ceramah/Khotbah yang
Didengar
Pernahkah kamu mendengarkan pidato, ceramah, atau khotbah? Ketika mendengarkan pidato,
ceramah, atau khotbah, tentu saja kamu ingin mengetahui isinya, bahkan kamu juga ingin menyimpulkan
pesan yang ada di dalamnya. Bagaimana menentukan pokok-pokok isinya secara efektif, menyimpulkan
pesan isinya secara tepat dari pidato/ceramah/khotbah yang kamu dengarkan? Pada kegiatan ini kamu
akan berlatih menentukan pokok-pokok isi dan menyimpulkan isi pesan pidato, ceramah, atau khotbah.
1. Menemukan Hal-hal Pokok dalam Pidato/Ceramah/ Khotbah
Pidato adalah berbicara monolog di depan orang banyak atau publik dalam sistuasi
dan tujuan tertentu. Ada berbagai contoh pidato, misalnya pidato Kepala Dinas P dan K
DIY. Cobalah tulis beberapa hal pokok yang terdapat dalam cuplikan pidato berikut.
6
99
Manfaat Mendengarkan Pidato/khotbah
6
Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita sekalian sehingga pada kesempatan ini kita dapat bersama-sama
berkumpul dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional.
Bapak/Ibu guru yang saya hormati dan anak-anak sekalian yang berbahagia.
Dalam memperingati Hari Anak Nasional kali ini, perlu kita renungkan kembali apa yang telah tersirat
dalam GBHN tentang Pembinaan Anak dan Remaja, bahwa pembinaan anak sebagai generasi
penerus bangsa harus dilakukan sedini mungkin di lingkungan keluarga dan pembinaan tersebut harus
dimulai sejak anak masih dalam kandungan ibu, masa bayi dan balita, anak usia sekolah dan remaja,
melalui peningkatan kualitas kesehatan ibu dan anak, peningkatan mutu gizi, peletakan dasar-dasar
kepribadian, kecerdasan, dan sosial, penumbuhan kesadaran akan hidup sehat, pembiasaan awal dalam
berperilaku kehidupan beragama dan berbudi luhur, serta peningkatan kemampuan menyesuaikan diri
dengan lingkungan. Oleh karena itu, sudah selayaknya apabila anak menjadi pusat perhatian dalam
pembangunan bangsa dan diarahkan untuk menumbuhkembangkan kesehatan jasmani, rohani, dan
sikap sosialnya secara optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Dengan demikian, mereka akan
dapat menjadi warga negara dan anggota masyarakat yang berkesanggupan untuk mencapai tingkat
kehidupan yang layak, sehat, bahagia, serta sejahtera lahir dan batin dalam masyarakat yang aktif
membangun.
Bapak/Ibu guru dan anak-anak yang berbahagia.
Untuk mewujudkan cita-cita menyejahterakan anak Indonesia, sebagaimana yang telah dicanangkan
oleh Presiden Republik Indonesia pada acara peringatan Hari Anak Nasional, perlu diupayakan dan
diwujudkan agar hak-hak anak, baik dari aspek kelangsungan hidup maupun perkembangan dan
perlindungan anak sebagai tunas bangsa dapat dipenuhi sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila dan
UUD 1945.
Harus kita akui bahwa selama ini perhatian pemerintah terhadap pembangunan sektor pendidikan
cukup besar. Hal ini antara lain telah dicanangkan Program Wajib Belajar 9 Tahun, dengan tujuan
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam menyongsong pembangunan jangka
panjang dan kehidupan global. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan kegiatan pembinaan anak
secara terencana, terarah, terpadu, dan berkesinambungan sebagai bagian dari upaya pengembangan
sumber daya manusia Indonesia secara keseluruhan.
Untuk itu, saya berpesan kepada anak-anakku tercinta.
Belajarlah dengan tekun, disiplin, kreatif, dan tumbuhkan rasa percaya diri dan sikap hidup mandiri yang
nantinya di masa mendatang kalian menjadi harapan untuk menerima estafet kepemimpinan bangsa
tercinta ini.
Cuplikan Pidato Kepala Dinas P dan K DIY (dengan modi
fi
kasi)
100
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas IX
Setelah kamu mencatat hal-hal pokok yang terdapat dalam pidato tersebut, jawablah
beberapa pertanyaan berikut ini!
(1) Dalam peristiwa apa pidato itu disampaikan ?
(2) Siapakah yang menjadi sasaran pidato itu ?
(3) Kapan pidato itu dilakukan ?
(4) Menurutmu apakah harapan Kepala Dinas dalam pidatonya tersebut ?
(5) Diskusikan dalam kelompok topik pidato tersebut!
(6) Setujukah kamu dengan isi pidato itu, berilah alasannya!
2. Menyimpulkan Pesan Pidato/ Ceramah/ Khotbah
Pidato merupakan salah satu jenis komunikasi lisan yang bertujuan untuk
menyampaikan pesan kepada pihak lain. Untuk itu apabila mendengarkan pidato,
kamu harus mampu menyimpulkan isi pesan yang terkandung dalam pidato. Pesan
itu ada yang dinyatakan secara langsung. Ada pula pesan yang dinyatakan secara
tidak langsung. Pesan yang dinyatakan secara langsung misalnya dalam bentuk
ajakan, imbauan. Sebaliknya, pesan yang tak langsung umumnya tersirat dalam setiap
pernyataan. Untuk itu, cobalah kamu berlatih untuk menemukan pesan pidato dari
Kepala Dinas tersebut dengan menjawab beberapa pertanyaan beriku ini.
(1) Dalam peristiwa apa pidato itu dilakukan?
(2) Apakah tujuan pidato tersebut?
(3) Simpulkan isi pesan setiap paragraf pada pidato tersebut!
(4) Apakah ada pesan yang merupakan ajakan ? Uraikan dengan jelas !
(5) Pesan apakah yang patut kita ikuti ?
(6) Diskusikan dengan kelompokmu, apa pesan umum yang dapat disimpulkan dari isi
pidato tersebut!
(7) Buatlah ringkasan isi pidato tersebut!
Di samping itu, saya harapkan pula kepada semua Bapak/Ibu guru agar selalu perperan aktif dalam
mewujudkan lingkungan yang saling Asih-Asah-Asuh untuk mengantar anak menghadapi era globalisasi
agar mereka memiliki ketangguhan dan kemandirian.
Akhirnya, dengan peringatan Hari Anak Nasional, dengan tema “Saya Anak Indonesia“ dan subtema
“Anak Indonesia Sehat dan Bahagia” diharapkan agar masyarakat dan para orang tua dapat memberikan
kesempatan pada setiap anak untuk hidup sehat, bahagia, bergembira, dan menikmati keberadaannya
sebagai seorang anak yang memiliki masa depan yang lebih cerah.
Semoga Tuhan yang Maha Esa memberkahi kita semua. Amin.
Wabilahitau
fi
kwalhidayah,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
101
Manfaat Mendengarkan Pidato/khotbah
6
B. Berpidato/Berceramah/Berkhotbah dengan Intonasi yang Tepat dan
Artikulasi serta Volume Suara yang Jelas dan Tepat
Ketika kamu akan berpidato/berceramah/berkhotbah, kamu perlu menyiapkan garis besar isinya.
Selain itu, kondisi
fi
sik kamu harus sehat. Bagaimana menyiapkan garis besar materi pidato/ ceramah/
khotbah dan menyampaikannya dengan intonasi yang benar dan volume yang jelas? Pada bagian ini
kamu akan berlatih menyusun garis besar isi pidato/ceramah/khotbah dan menyampaikannya dengan
intonasi yang benar dan artikulasi yang jelas di depan teman-teman kamu.
1. Menyusun Garis Besar Kerangka Pidato/Ceramah/Khotbah
Sebelum berpidato, terlebih dahulu kita membuat rancangan isi pidato. Rancangan
itu akan teratur apabila kita mau menuliskan bagain-bagian teks pidato secara cermat
dan sistematis. Apabila kita mengamati secara cermat teks pidato tersebut, kita akan
mendapatkan bagian-bagian naskah pidato. Secara umum naskah pidato terdiri atas tiga
bagian utama, yaitu pendahuluan, isi dan penutup. Untuk itu, sebaiknya kita mengetahui
dahulu peristiwa yang melingkupi pidato. Apabila peristiwa yang melatarbelakangi
pidato adalah ulang tahun, kamu dapat menyusun bagian naskah pidato seperti berikut.
Sebagai latihan, cobalah kamu bergabung dengan kelompokmu dan tentukan
persoalan
yang mungkin dapat diungkapkan dalam topik pidato berikut ini. Setiap topik pidato
dikerjakan satu kelompok. Jangan lupa tentukan dulu komponen-komponennya!
Selanjutnya susunlah garis besar persoalan sesuai dengan urutannya!
(1) Perpisahan dengan kakak kelasmu
(2) Menyambut siswa baru
(3) Membuka acara pertemuan antarsiswa
(4) Sebagai ketua panitia memberi sambutan dalam acara malam kesenian
Pidato Ulang Tahun
Pembukaan
Poin utama
: mengajak dan memberi selamat
Salam
: kepada para tamu undangan, semua yang hadir
Isi
Alasan perayaan : Penjelasan singkat mengapa perayaan ulang tahun diadakan
Masa lampau
: Pembeberan singkat riwayat hidup orang yang sedang berulang tahun.
Berikan pengalaman yang unik untuk menyegarkan suasana
Harapan
: Harapan akan hidup yang lebih baik
Penutup
: Ungkapan batin orang yang berulang tahun ajakan kepada semua hadirin
untuk memberi selamat bagi orang yang berulang tahun
102
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas IX
2. Berpidato/Berceramah/Berkhotbah dengan Intonasi yang Tepat dan Artikulasi serta
Volume Suara yang Jelas dan Tepat
Pidato akan dapat berhasil dengan baik apabila dipersiapkan dengan matang. Akan
tetapi terkadang kamu tidak cukup waktu untuk mempersiapkan naskah pidatonya. Pada
saat yang demikian kamu harus dapat mengetahui keinginan dari pihak yang meminta
kamu berpidato. Dengan demikian kamu dapat dengan cepat memperoleh gambaran
persoalan yang harus kamu kemukakan dalam pidato. Apabila kamu mempunyai
waktu yang cukup, kamu harus mempersiapkan naskah pidato. Setelah naskah pidato
disusun, hendaknya kamu dapat memahami isi pidatomu dengan baik. Dengan cara ini
kamu tidak harus membaca naskah pidato secara lengkap atau menghafal semua kata
yang ada di dalam naskah pidatomu. Kamu cukup menulis garis besar persoalannya.
Dengan demikian, kamu dapat leluasa menjelaskan isi pidatomu tanpa keluar dari
pokok persoalan. Sebelum kamu menulis sendiri naskah pidato, cobalah kalian pahami
isi teks pidato berikut. Selanjutnya kamu dan kelompokmu bermain peran. Salah satu
temanmu berperan sebagai wakil siswa kelas IX dan teman yang lain sebagai pendengar.
Cobalah secara bergantian .
Bapak kepala sekolah yang saya hormati.
Bapak /Ibu Guru yang saya hormati.
Para undangan yang saya muliakan, dan para siswa SMP Negeri 2 Surabaya yang saya cintai.
Assalamualaikum wr. wb.
Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada
kita semua. Hanya dengan rahmat-Nya semata, pada hari ini kita dapat melaksanakan acara
pelepasan siswa-siswa kelas 3 SMP Negeri 2 Surabaya tahun 2008. Tak lupa saya ucapkan terima
kasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk mewakili teman-teman kelas IX yang akan
meninggalkan sekolah ini.
Tidak terasa tiga tahun telah berlalu. Suka dan duka telah kami alami di sekolah ini. Hari ini, tanggal
12 Juli 2008, kita mengadakan perpisahan kelas IX. Acara ini sangat bermakna bagi kami para siswa
kelas 3 yang akan meninggalkan sekolah yang kami cintai ini. Pada kesempatan yang baik inilah
kami atas nama teman-teman mengucapkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada
Bapak dan Ibu Guru yang telah membimbing kami menyelesaikan satu tahap jenjang pendidikan di
sekolah ini. Mudah-mudahan ilmu yang telah Bapak Ibu berikan kepada kami bermanfaat bagi kami
semua. Demikian juga, kami mengucapkan terima kasih kepada orang tua kami yang telah ikhlas
membimbing dan membesarkan kami sehingga kami dapat mendapat pendidikan yang utuh.
Selain itu, pada kesempatan ini, kami juga mohon maaf dari pada kesalahan yang kami perbuat
kepada Bapak dan Ibu Guru. Kami yakin kesalahan itu tak terhitung. Kami tahu kekecewaan sering
Bapak Ibu alami karena perbuatan kami. Untuk itu semua, sekali lagi kami mohon maaf.
103
Manfaat Mendengarkan Pidato/khotbah
6
Kami tahu perjalanan kami masih panjang. Onak dan duri akan banyak kami lewati dalam perjalanan kami
selanjutnya. Untuk itu, kami berharap doa dari Bapak Ibu Guru semuanya, agar kami dapat menapaki
bagian-bagian hidup kami pada sekolahan yang lebih tinggi dengan selamat. Kami ingin mewujudkan
cita-cita kami dengan iringan doa para Ibu dan Bapak Guru serta doa orang tua kami.
Kepada teman-teman yang saya cintai....
Marilah kita jaga nama baik daripada sekolah kita ini sampai ke tingkat yang lebih tinggi. Mari kita jaga
nama baik sekolah kita ini dengan berprestasi yang lebih baik. Kebersamaan kita selama tiga tahun ini
sangat bermakna bagi kita. Mudah-mudahan tidak cuma begitu saja setelah berpisah.
Demikianlah hal-hal yang dapat kami sampaikan pada acara perpisahan ini. Apabila ada tutur kata yang
tidak benar atau bahkan menyinggung perasaan hadirin, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Wassalamualaikum w.w.,
Agar pidato kamu lebih baik, mintalah teman lain dalam satu kelompok untuk
memberi penilaian atas pidatomu. Gunakanlah rambu-rambu penilaian berikut ini. Angka
1 menunjukkan ketidakmampuan dalam berpidato, sedangkan angka 5 menunjukkan
kemampuan tertinggi dalam berpidato. Lingkarilah angka yang sesuai dengan hasil
pengamatan temanmu!
No.
Aspek yang Dinilai
Skor
Ket.
12345
1
Ketepatan pengucapan kata
2
Keselarasan hubungan isi
antarbagian pidato
3
Kesesuaian ekspresi dengan
pesan yang diungkapkan
4
Kelancaran dalam
mengucapkan kalimat-kalimat
5
Kesesuaian intonasi dengan isi
pesan yang diungkapkan
6
Gaya Pengucapan
Total Skor
Keterangan
:
1 = tidak tepat
2 = kurang tepat
3 = agak tepat
4 = tepat
5 = sangat tepat
104
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas IX
C.
Menulis Teks Pidato/Ceramah/Khotbah
dengan Sistematika
dan Bahasa yang Efektif
Ketika kamu diminta oleh guru atau orang lain untuk berpidato/berceramah/berkhotbah, kamu
perlu memilih tema yang sesuai. Atas dasar tema itulah kamu dapat merumuskan judul, menyusun
kerangka, dan mengembangkannya menjadi teks pidato/ceramah/khotbah. Bagaimanakah agar kamu
dapat memilih tema, menyusun kerangka, dan mengembangkannya menjadi teks pidato/ceramah/
khotbah yang baik? Pada bagian ini kamu akan belajar dan berlatih memilih tema, menyusun kerangka,
dan menuliskannya menjadi sebuah teks pidato/ceramah/khotbah yang baik.
1. Menentukan Tema Pidato/Ceramah/ Khotbah
Sebenarnya pidato tidaklah harus tampil tanpa teks. Kamu dapat berpidato
memakai naskah. Untuk menyusun naskah pidato yang baik hendaknya kamu
memperhatikan beberapa langkah penyusunan pidato.
Pertama,
menentukan topik
yang akan dibicarakan.
Kedua
, merumuskan tujuan kamu berpidato.
Ketiga
, mengenali
pendengar.
Keempat
mengumpulkan infomasi yang berkaitan dengan isi pidatomu.
Kelima
, menyortir informasi yang tidak diperlukan.
Keenam
, memahami informasi yang
telah kamu kumpulkan. Cobalah kamu berusaha untuk mengaitkan informasi yang satu
dengan informasi lainnya.
Ketujuh
, merancang teks pidato. Informasi yang telah kamu
kumpulkan, kamu susun berdasarkan susunan teks pidato yang terdiri atas pembukaan,
isi, dan penutup.
Kedelapan
, mencermati naskah secara umum.
Setelah kamu membaca naskah pidato dari wakil siswa kelas IX tersebut tentunya
kamu sudah dapat menentukan isi dan tema pidato di atas. Berikut ini cobalah kamu
jelaskan beberapa butir pertanyaan yang sesuai dengan naskah pidato tersebut!
(1) Menurutmu apa tujuan naskah pidato tersebut?
(2) Jelaskan secara singkat isi pidato itu?
(3) Buatlah garis besar persoalan yang dibicarakan pada pidato tersebut!
(4) Tandailah naskah pidato itu mana yang termasuk salam pembuka, isi, dan penutup.
(5) Diskusikan dengan teman kelompokmu tema pidato tersebut.
(6) Berilah penjelasan singkat isi dari bagian pembukaan, isi, dan penutup pidato
tersebut.
Untuk memberikan penilaian hasil kerja siswa dapat digunakan rubrik penilaian
sebagai berikut.
Kelompok: .................
No.
Aspek yang Diberi Skor
Nilai Maksimal
Keterangan
1
Ketepatan penentuan tujuan pidato
25
2
Ketepatan dalam menyimpulkan isi
pidato
25
105
Manfaat Mendengarkan Pidato/khotbah
6
3
Ketepatan dalam menyusun garis besar
isi pidato
25
4
Ketepatan menentukan tema
25
Jumlah skor
100
2. Menyusun Kerangka Pidato/Ceramah/ Khotbah
Seperti dikemukakan pada bagian sebelumnya bahwa secara umum pidato terbagi
atas tiga bagian, yaitu pembukaan, isi, dan penutup. Bagian pembukaan dapat berisi
sapaan dan salam dan pujian kepada Tuhan. Bagian isi berupa deskripsi pesan yang
ingin disampaikan, sedangkan penutup berisi simpulan dan ucapan terima kasih pada
pihak lain. Sebagai latihan perhatikan pidato berikut ini.
Pidato Ketua OSIS saat Acara Perpisahan dengan Para Siswa Kelas IX
Assalamualaikum w.w.,
Yang terhormat Kepala SMPN 1 Waru, Sidoarjo
yang saya hormati para guru dan komite sekolah,
yang saya cintai teman-teman
dan para undangan yang berbahagia,
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Mahakuasa karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
pada malam ini kita dapat berkumpul dalam keadaan sehat.
Malam ini merupakan malam yang membahagiakan sekaligus mengharukan karena pada malam
ini kita merayakan kelulusan para siswa kelas IX sekaligus melepas meraka untuk menapak
ke depan dan meretas jalan tuk mencapai cita-cita mereka. Pada saat yang berbahagia ini,
izinkanlah saya selaku Ketua OSIS menyampaikan beberapa pesan kepada mereka. “Kakak-
kakak kelas yang kucintai, berat rasanya hati kami melepas langkah kakimu. Bertahun bersama
terasa sekejap saja. Banyak duka, canda, dan bahagia bergelut dengan kita. Akan tetapi, kami
sadar bahwa jalan yang harus kalian tempuh masih panjang, masih banyak pula portal yang
menghadang. Tetapi kami yakin bahwa kalian akan mampu membuka portal-portal itu dengan
kunci-kunci yang telah kaugenggan dan kaudapatkan di SMPN 1 Waru ini. Kami doakan semoga
kunci itu menjadi kunci sakti yang dapat membantu meretas jalan kehidupanmu menuju muara
yang penuh warna kehidupan, keihklasan, ketakwaan, kesusksesan, dan kebahagiaan.”
Semoga Allah SWT selalu menjaga langkah kalian dalam-mencapai asa serta senantiasa
menganugerahkan rahmat kecendekiaan, kesantunan, dan kesehatan. Amin.
Wassalamualikum w.w.,
106
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas IX
Setelah kamu amati contoh sambutan tersebut, diskusikanlah dengan teman
sebangkumu pidato atau sambutan tersebut!
(1) Tentukanlah topik pidato tersebut!
(2) Tentukan tujuan naskah pidato tersebut!
(3) Susunlah persoalan yang dibicakan dalam naskah pidato tersebut!
(4) Menurutmu bagaimanakah sistimatika naskah pidato tersebut?
(5) Buatlah kerangka pidato tersebut berdasarkan naskah pidatonya!
Untuk memberikan penilaian hasil kerja siswa dapat digunakan rubrik penilaian
sebagai berikut.
Kelompok: .................
No.
Aspek yang Diberi Skor
Nilai
Maksimal
Keterangan
1
Ketepatan penentuan tujuan pidato
15
2
Ketepatan dalam menyimpulkan isi pidato
20
3
Ketepatan dalam menyusun garis besar isi pidato
25
4
Ketepatan dalam mengelompokkan komponen
naskah pidato
15
5
Kesesuaian kerangka pidato dengan naskah pidato
25
Jumlah skor
100
3. Mengembangkan Kerangka Menjadi Teks Pidato/Ceramah/Khotbah dengan
Memperhatikan Sistematika yang Baik
Setelah menyusun garis besar persoalan, berikanlah kepada kelompok lain untuk
mendapat masukan. Pertimbangkan masukan dan saran dari kelompok lain untuk
memperbaikinya. Selanjutnya, berdasarkan urutan garis besar persoalan itu susunlah
dalam bentuk naskah pidato. Sebelum kalian mengembangkan kerangka karangan pidato,
perhatikanlah beberapa hal yang berkaitan dengan bagian pidato. Itu sangat penting
bagi kalian agar kalian mempunyai gambaran yang jelas arah pengembangannnya.
Apabila kita mengamati secara cermat pidato tersebut, kita akan mendapatkan
bagian-bagian naskah pidato. Secara umum, naskah pidato terdiri atas tiga bagian
utama, yaitu pendahuluan, isi dan penutup. Secara khusus bagian-bagian itu dapat kita
lihat berikut ini.
a. Sapaan dalam Pidato
Contoh sapaan yang mandiri
Teman-teman yang saya cintai
Para pengurus OSIS yang berbahagia
107
Manfaat Mendengarkan Pidato/khotbah
6
Umumnya sapaan ini dilakukan saat akan memulai pidato. Sapaan yang
digunakan bergantung dari orang yang akan disapa. Apabila pendengar bersifat
homogen kita dapat menyapa dengan satu kali sapaan. Sebaliknya, apabila yang
disapa lebih dari satu, urutkan dari jabatan yang lebih tinggi, atau orang yang
dinggap lebih dihormati baru kemudian pada pendengar secara umum. Berikut
contoh beberapa penggunaan sapaan.
b. Membuka Pidato
Setelah memberi salam kepada hadirin, akan diteruskan dengan membuka
pidato. Pada umumnya pembuka pidato berupa ungkapan rasa syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Berikut contoh ungkapan pembuka pidato.
c. Penjabaran Isi
Pada saat menjabarkan isi pidato, kita tidak hanya menjelaskan apa yang ingin
kita jelaskan. Terkadang kita juga meminta maaf, mengucapkan terima kasih, atau
memuji. Berikut ini beberapa contoh tentang hal tersebut.
1) Penjelasan kesan terhadap peristiwa
1. Kami tahu, perjalanan kami masih panjang. Onak dan duri akan banyak kami lewati
dalam perjalanan kami selanjutnya. Untuk itu, kami berharap doa dari Bapak Ibu Guru
semuanya, agar kami dapat menapaki bagian-bagian hidup kami pada sekolah yang lebih
tinggi dengan selamat.
Contoh Sapaan yang diurutkan
Yang saya hormati, Bapak Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Bapak Kepala Sekolah
dan Bapak/Ibu Guru SMP Negeri 8 Jakarta, Bapak/Ibu Komite Sekolah, dan Bapak/Ibu Wali
Siswa, serta anak-anakku, para siswa kelas 3 yang berbahagia, yang sebentar lagi akan
meninggalkan sekolah ini untuk melanjutkan studi di jenjang sekolah yang lebih tinggi.
1. Marilah kita panjatkan puji dan Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan perkenan-Nya kita dapat hadir pada upacara Peringatan Hari Pendidikan
Nasional, tanggal 2 Mei 2008.
2. Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
hanya karena rahmat-Nya kita bisa hadir di dalam ruangan yang cukup bersejarah ini
dalam keadaan sehat wala
fi
at.
108
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas IX
2.
Sebagaimana Saudara ketahui jabatan adalah amanah
, kepercayaan dan kehormatan.
Junjung tinggi amanah, kepercayaan dan kehormatan yang telah diberikan oleh negara
kepada saudara. Di sisi lain, jabatan adalah tugas dan pengabdian, laksanakan tugas dengan
pengabdian itu sebaik-baiknya, dengan berbuat yang terbaik dalam setiap pelaksanaan
tugas yang Saudara emban
2) Ucapan terima kasih dalam pidato
1. Pada kesempatan ini saya ucapkan terima kasih
kepada Bapak dan Ibu Guru yang
telah membimbing kami. Bapak Ibu Guru telah menuntun tangan-tangan mungil kami
menapaki bagian perjalanan hidup kami di sekolah menengah pertama ini.
2. Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada
para investor, khususnya investor otomotif di bawah naungan PT Yamaha Indonesia
Motor Manufacturing, dan PT Yamaha Motor Manufacturing West Java, yang telah
meningkatkan peranannya dalam pembangunan industri dan peningkatan ketersediaan
lapangan kerja
3) Memohon maaf dalam pidato
Sebagai wakil dari kelas III,
kami mohon maaf atas kesalahan yang kami perbuat
kepada
Bapak dan Ibu Guru. Kami yakin kesalahan itu tidak terhitung. Kami tahu kekecewaan sering
Bapak Ibu alami karena perbuatan kami. Untuk itu semua,
sekali lagi kami mohon maaf.
4) Ajakan
1.
Mari mulai sekarang kita menjadi bangsa yang hemat energi
, kita kembangkan
alternatif energi, bukan hanya yang bersumber dari fosil, tapi dari sumber pertanian,
perkebunan dan lain-lain. Kita perlu mengembangkan kebijakan energi yang tepat, yang
ramah lingkungan, yang memeluangkan masa depan generasi kita.
2.
Saya mengajak hadirin sekalian untuk sekali lagi memanjatkan puji dan syukur
ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT.
karena hari ini kita dapat berkumpul
di tempat ini untuk bersama-sama meresmikan beroperasinya PT Yamaha Motor
Manufacturing West Java.
109
Manfaat Mendengarkan Pidato/khotbah
6
5) Penghargaan
Saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk
menyampaikan ucapan selamat
kepada
seluruh direksi dan jajaran PT Yamaha Motor. Mudah-mudahan dengan peresmian pabrik
yang baru ini, perusahaan akan mampu memberikan sumbangan bagi pembangunan
ekonomi nasional dan bagi penyediaan tenaga kerja yang lebih luas lagi.
d. Menutup pidato
Demikianlah hal-hal yang dapat kami sampaikan
pada acara perpisahan ini.
Apabila ada
kata yang tidak benar
atau bahkan menyinggung perasaan hadirin,
saya mohon maaf
yang
sebesar-besarnya.
Setelah kalian mengetahui bagian pidato secara nyata, cobalah kalian kembangkan
kerangka karangan berikut ini menjadi sebuah teks pidato!
Kerangka Pidato Laporan Kegiatan Acara Seminar
(Acara ini dihadiri oleh kepala sekolah, pembicara, dewan guru, dan siswa)
1. Sapaan
2. Salam
3. Tujuan Kegiatan
4. Jenis Kegiatan
5. Peserta
6. Harapan
7. Penutup
4. Menyunting Teks Pidato/Ceramah/Khotbah yang Ditulisnya
Naskah pidato yang telah dibuat sebelum dibacakan di depan publik, sebaiknya
terlebih dahulu disunting. Tahap penyuntingan ini mencakup dua hal, yaitu penyuntingan
bahasa dan penyuntingan isi. Penyuntingan bahasa mencakup tata kalimat, ejaan, dan
ketepatan makna. Sekarang, perhatikan pidato berikut ini, lalu lakukanlah penyuntingan
naskah!
Bapak kepala sekolah yang saya hormati.
Bapak /Ibu Guru yang saya hormati.
Para undangan yang saya muliakan, dan para siswa SMP Negeri 2 Surabaya yang saya cintai.
Assalamualaikum wr. wb.
Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat-Nya
kepada kita semua. Hanya dengan rahmat-Nya semata, pada hari ini kita dapat melaksanakan
110
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas IX
acara pelepasan siswa-siswa kelas 3 SMP Negeri 2 Surabaya tahun 2008. Tak lupa saya ucapkan
terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk mewakili teman-teman kelas IX
yang akan meninggalkan sekolah ini.
Tidak terasa tiga tahun telah berlalu. Suka dan duka telah kami alami di sekolah ini. Hari ini,
tanggal 12 Juli 2008, kita mengadakan perpisahan kelas IX. Acara ini sangat bermakna bagi
kami para siswa kelas 3 yang akan meninggalkan sekolah yang kami cintai ini. Pada kesempatan
yang baik inilah kami atas nama teman-teman mengucapkan rasa terima kasih yang sedalam-
dalamnya kepada Bapak dan Ibu Guru yang telah membimbing kami menyelesaikan satu tahap
jenjang pendidikan di sekolah ini. Mudah-mudahan ilmu yang telah Bapak Ibu berikan kepada
kami bermanfaat bagi kami semua. Demikian juga, kami mengucapkan terima kasih kepada orang
tua kami yang telah ikhlas membimbing dan membesarkan kami sehingga kami dapat mendapat
pendidikan yang utuh.
Selain itu, pada kesempatan ini, kami juga mohon maaf dari pada kesalahan yang kami perbuat
kepada Bapak dan Ibu Guru. Kami yakin kesalahan itu tak terhitung. Kami tahu kekecewaan sering
Bapak Ibu alami karena perbuatan kami. Untuk itu semua, sekali lagi kami mohon maaf.
Kami tahu perjalanan kami masih panjang. Onak dan duri akan banyak kami lewati dalam
perjalanan kami selanjutnya. Untuk itu, kami berharap doa dari Bapak Ibu Guru semuanya, agar
kami dapat menapaki bagian-bagian hidup kami pada sekolahan yang lebih tinggi dengan selamat.
Kami ingin mewujudkan cita-cita kami dengan iringan doa para Ibu dan Bapak Guru serta doa
orang tua kami.
Kepada teman-teman yang saya cintai....
Marilah kita jaga nama baik daripada sekolah kita ini sampai ke tingkat yang lebih tinggi. Mari kita
jaga nama baik sekolah kita ini dengan berprestasi yang lebih baik. Kebersamaan kita selama tiga
tahun ini sangat bermakna bagi kita. Mudah-mudahan tidak cuma begitu saja setelah berpisah.
Demikianlah hal-hal yang dapat kami sampaikan pada acara perpisahan ini. Apabila ada tutur kata
yang tidak benar atau bahkan menyinggung perasaan hadirin, saya mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Wassalamualaikum w.w.,
Setelah kalian membaca naskah pidato tersebut jawablah pertanyaan berikut ini!
(1) Adakah kalimat yang salah? Sebutkan!
(2) Adakah kesalahan penulisan kata? Sebutkan!
(3) Adakah kesalahan penggunaan tanda baca?
(4) Adakah penggunaan kata yang tidak tepat?
(5) Buatlah perbaikan naskah berdasarkan kesalahan yang kamu temukan dalam naskah
pidato tersebut!
111
Manfaat Mendengarkan Pidato/khotbah
6
D. Mengidenti
fi
kasi Kebiasaan, Adat, Etika yang Terdapat di
dalam Buku Novel Angkatan 20-an dan 30-an
Novel merupakan salah satu jenis karya sastra yang berbentuk prosa dan bersifat
fi
ktif. Oleh
sebab itu, novel sering disebut prosa
fi
ksi. Novel ditulis atas dasar imajinasi pengarang terhadap
kehidupan, baik kehidupan pada masa silam, sekarang, maupun yang akan datang. Dengan demikian,
dalam novel dapat tercermin kebiasaan, adat, dan etika kehidupan dalam masyarakat. Bagaimanakah
mendata kebiasaan, adat, dan etika kehidupan yang terdapat dalam sebuah novel? Pada subkegiatan
belajar ini kamu akan berlatih mendata kebiasaan, adat, dan etika yang tercermin dalam novel, serta
mengaitkannya dengan kehidupan masa kini.
1. Mendata Kebiasaan, Adat, Etika di dalam Novel
Penerbit
Balai Pustaka
adalah pelopor dalam menerbitkan karya sastra Indonesia
tahun 1920-an. Oleh karena itu, karya sastra yang lahir pada tahun itu disebut
Angkatan
Balai Pustaka
. Hasil karya pada saat itu sampai sekarang ini masih dikenal, misalnya
novel
Siti Nurbaya
karya Marah Rusli. Karya sastra
Angkatan Balai Pustaka
lainnya dapat
kamu lihat berikut.
Karya sastra yang ditulis oleh seseorang pengarang biasanya menggambarkan
keadaan masyarakatnya di tempat karya itu ditulisnya. Oleh karena itu, dapat dikatakan
bahwa karya sastra ditulis tidak terlepas dari kondisi dan situasi
masyarakatnya.
Karya sastra yang ditulis antara tahun 1920-1930 biasanya
dihasilkan oleh pengarang-pengarang dari daerah Sumatera,
khususnya pengarang yang lahir dan hidup di Sumatera Barat.
Untuk itu, tidak mengherankan apabila isi yang terdapat di
dalam karya sastra tahun-tahun itu menggambarkan kehidupan
masyarakat Minang, yaitu kehidupan yang berupa kebiasaan,
adat istiadat, etika, dan sebagainya. Perhatikanlah cuplikan
novel
Siti Nurbaya
berikut ini.
Karya Marah Rusli
Karya Merari Siregar
Siti Nurbaya Azab dan Sengasara
La Hami Cinta dan Hawa Nafsu
Karya Abdul Muis
Karya Sutan Takdir Alisjahbana
Salah Asuhan
Tak Putus Dirudung Malang
Pertemuan Jodoh Dia yang Tak Kunjung Padam
Anak Perawan di Sarang Penyamun
Marah Rusli
Pengarang novel
Siti Nurbaya
112
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas IX
Cuplikan novel
Siti Nurbaya
"Alimah, tjoba ambil rokokku dari dalam badjuku!" kata Ahmad Maulana. Alimah segera berdiri
mengambil rokok itu dan memberi¬kannja kepada ajahnja. "Sekarang makanlah kamu sekalian!”
kata Ahmad Maulana pula, sambil membakar rokoknja.
Alimah Clan Nurbaja mendekatlah kesana, lalu makan bersama-sama dengan Fatimah.
"Sebenarnja pikiranku, sekali-kali tiada setudju dengan adat beristeri banjak; karena terlebih banjak
kedjahatannja dari pada kebaikannja,” kata Ahmad Maulana, sambil termenung mengembuskan
asap rokoknja. "Banjak ketjelakaannja jang sudah kudengar dan banjak sengsaranja, jang sudah
kulihat dengan mata kepalaku sendiri.”
"Ja, tetapi sudah adat kita begitu; bagaimana hendak diubah? Daiam agama kitapun tiada
dilarang laki-laki beristeri lebih dari seorang. Bila kita beranak laki-laki, alangkah malunja kita,
walaupun kita bukan orang berbangsa tinggi sekalipun bila anak, kita itu hanja seorang sadja
isterinja; sebagai orang jang tak laku kepada perempuan,” djawab Fatimah.
"Djadi aku ini tak laku kepada perempuan, sebab isteriku hanja engkau seorang? Engkau
tiadakah malu pula Alimah, sebab ajalunu tak laku kepada perempuan lain?” tanja Ahmad Maulana
kepada anaknja, seraja tersenjum.
Alimah tiada mendjawab pertanjaan ajahnja ini, melainkan tunduk kemalu-maluan.
"Rupanja mak mudamu ini, suka kepada laki-laki jang berlsteri banjak, Nurbaja; sebab itu baiklah
kaupinangkan aku perempuan barang selusin lagi. Kalau tiada, is nanti minta surat tjerai kepadaku,
sebab malu kepada orang, suaminja tak laku kepada perempuan,” kata Ahmad Maulana pula.
Nurbaja pun tiada berani mendjawab olok-olok itu hanja tersenjum, karena dilihatnja mak
mudanja merengut.
"Suatu lagi jang tak baik,” kata Ahmad Maulana, sedang senjumnja hilang dari bibirnja, "perkawinan
itu dipandang se¬bagai perniagaan. Dinegeri lain, perempuan jang didjual kepada laki-laki, artinja si
laki-laki harus memberi uang kepada si perempuan; akan tetapi disini, laki-laki dibeli oleh perempuan,
sebab perempuan memberi uang kepada laki-laki. Oleh sebab adat jang sedemikian, laki-laki dan
perempuan hanja diperhu¬bungkan oleh tali uang sadja atau karena keinginan kepada keturunan jang
baik; sekali-sekali tidak dipertalikan oleh tjinta kasih sajang. Itulah sebabnja Mali silaturahim antara
suami dan isteri mudah putus, sehingga lekas bertjerai kedua mereka.
Setelah kalian membaca cuplikan novel tersebut jawablah pertanyaan berikut ini!
(1) Sebutkan adat istiadat yang tergambar dalam cuplikan novel tersebut!
(2) Menurutmu, bagaimana adat yang ada di dalam kutipan novel Siti Nurbaya itu?
(3) Menurutmu, apakah adat yang kamu kemukakan sama dengan adat yang ada di
daerahmu?
2. Mengaitkan Isi Novel dengan Kehidupan Masa Kini
Novel sebagai karya sastra tidak terlepas dari adat istiadat dan nilai yang berlaku di
masyarakat. Oleh karena itu, novel dapat merupakan cermin atau gambaran masyarakat
yang melatarinya. Bahkan, nilai yang terkandung dalam karya sastra lama masih berlaku
pada masyarakat sekarang ini. Cobalah kalian baca cuplikan novel
Siti Nurbaya
berikut
ini.
113
Manfaat Mendengarkan Pidato/khotbah
6
Cuplikan novel
Siti Nurbaya
“Nurbaja, sekali-kali aku tiada berniat hendak memaksa engkau. Djika tak sudi engkau,
sudahlah; tak mengapa. Biarlah harta jang masih ada ini hilang ataupun aku masuk pendjara
sekalipun, asal djangan bertambah-tambah pula dukatjitamu. Pada pikiranku tiadalah akan
sampai dipendjarakannja aku; mungkin masih boleh ia dibudjuk. Sesungguhnja aku terlebih suka
mati dari pada memaksa engkau kawin dengan orang jang tiada kausukai; dan djika aku tiada
ingat akan engkau dan tiada takut akan Tuhanku, nistjaja telah lama tak ada lagi aku dalam dunia
ini. Tetapi engkaulah jang mendjadi alanganku. Bagaimanakah halmu kelak, bila aku tak ada lagi?
Siapakah jang akan memeliharamu?”
Ketika itu berlinang-linanglah pula air mata ajahku dipipinja. Sesungguhnja harta benda itu
tiada berguna bagitu, djika engkau tiada ada. Apa jang akan kubela? Tanggunganku jang lain tak
ada dan ibumupun telah lama meninggal dunia. Pikiran kepadamulah jang membangkitkan hatiku
hendak berniaga, mentjari keuntungan jang banjak, supaja engkau kelak djangan susah dalam
kehidupanmu. Tiada lain jang kuingini dan kuamalkan serta kupohonkan kepada Rabbal’alamin,
melainkan kesenangan dan kesentosaanmulah kelak, bila aku telah berpulang. Sekarang engkau
tak suka pada orang itu, sudahlah! Kewadjib.anku telah kudjalankan, supaja djangan engkau
menjesali aku pula kelak. Sekara
fi
g marilah kita nanti segala kehendak Tuhan dengan tawakal
dan menjerah!”
Mendengar budjukan ajahku ini, barulah dapat aku mengeluarkan suara lalu bertanja:
"Tidakkah tjukup untuk pembajar utang itu, kalau sekalian barang hamba djual dengan rumah ini
dan tanah ajah? Karena hamba lebih suka miskin dari pada djadi isteri Datuk Meringgih.”
"Tanah tak laku, sebab tak ada orang jang hendak membelinja dan harga barang-barangmu
dengan rumah ini tentulah tak lebih dari enam tudjuh ribu rupiah. Dimana ditjari jang lain dengan
bunga uang utang itu? Tetapi sudahlah, djangan kaupikirkan lagi perkara itu senangkanlah hatimu,
dan kita tunggulah apa jang akan datang.”
Semalam-malaman itu tak dapat aku memedjamkan mataku barang sekedjappun;
menangispun tak dapat pula, sebagai kehabisan air mata. Sungguhpun mataku terbuka, tetapi
tak dapat aku berpikir apa-apa; adalah sebagai otakku telah lelah. Oleh sebab itu berbaringlah
lalu semalam-malaman itu dengan mata jang terbuka dan pikiran jang katjau-balau. Halku adalah
seperti orang jang tiada chabarkan dirinja, antara bangun dengan tidur, antara hidup dengan mati.
Berbagai-bagai penglihatan dan perasaan jang memberi takut dan dahsjat hatiku, datang ajahku
tiada berkata apa- apa, melainkan datang memeluk aku, sambil bertanja: "Benarkah katamu
itu?” Seperti suatu perkakas mengangguklah aku; karena mengeluarkan perkataan tak dapat
lagi. Ajahku tiada berkata apa-apa, melainkan datang memeluk aku, sambil bertanja: "Benarkah
katamu itu?” Seperti suatu perkakas mengangguklah aku; karena mengeluarkan perkataan tak
dapat lagi goda. Dikatakan bermimpi, mataku terbuka, dikatakan djaga, pikiranku tiada hendak
menurut kemauanku. Inilah agaknja jang disebut orang bermimpi dalam bangun.
Setelah menjingsinglah fadjar disebelah timur dan berkokoklah ajam berbalas-balasan,
barulah sadar aku akan diriku dan njatalah kepada hari telah subuh, lalu keluarlah aku membasahi
kepalaku jang masih panas, sebagai besi menjala. Kemudian aku mandi akan menjegarkan
tubuhku. Sesudah mandi, barulah agak dapat aku ber
fi
kir dengan benar. Tatkala ingatlah pula
114
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas IX
aku akan halku, ketjutlah kembali hatiku dan berdebar-debarlah djantungku serta gemetar sendi
tulangku, karena sebentar lagi akan djatuhlah hukumanku atau hukuman ajahku. Bila aku tiada
diterkamnja, nistjaja ajahkulah jang akan disiksanja, binatang Was itu.
Tiada berapa lama kemudian dari pada itu, sesungguhnja datanglah Datuk Meringgih dengan
dua orang Belanda. Setelah naik kerumahku dengan tiada duduk lagi, ia bertanja kepada ajahku:
"Bagaimana ?”
"Tak dapat kubajar utang itu," djawab ajahku, "dan anakku tak dapat pula kuberikan
kepadamu.”
Tatkala mendengar perkataan ajahku ini, merentaklah ia dengan marahnja, lalu berkata: "Djika
demikian, tanggunglah olehmu!” lalu diserahkannja perkara itu kepada pegawai Belanda, jang
datang bersama-sama dengan dia. Seorang dari pada tuan ini berkata, sambil mendekati ajahku:
"Walaupun dengan sedih hati, tetapi terpaksa hamba akan membawa tuan kedalam pendjara, atas
kemauan Datuk Meringgih.”
Dan hamba terpaksa pula menjita rumah dan sekalian harta tuan hamba,” kata pegawai jang lain.
Ajahku tiada dapat menjahut apa-apa lain dari pada: "Lakukan kewadjiban tuan-tuan!” Tatkala
kulihat ajahku akan dibawa kedalam pendjara, sebagai seorang pendjahat jang bersalah besar,
gelaplah mataku dan hilanglah pikiranku dan dengan tiada kuketahui, keluarlah aku, lalu berteriak:
"Djangan dipendjarakan ajahku! Biarlah aku djadi isteri Datuk Meringgih!” Mendengar perkataanku
itu, tersenjumlah Datuk Meringgih dengan senjum, jang pada penglihatanku, sebagai senjum
seekor harimau jang hendak menerkam mangsanja, dan terbajanglah sukatjitanja dan berahi serta
hawa nafsu hewan kepada matanja. Sehingga terpaksa aku menutup mataku.
Sesudah kamu baca novel tersebut, kerjakanlah hal-hal berikut ini!
(1) Identi
fi
kasilah karakter tokoh-tokohnya!
(2) Deskripsikan secara singkat latarnya!
(3) Nilai-nilai kehidupan apa saja yang terdapat di dalamnya?
(4) Bagaimana hubungan antara nilai kehidupan yang terdapat di dalam novel itu
dengan kehidupan nyata sekarang?
Rangkuman
Pada pembelajaran unit 6 bagian A kamu telah belajar bagaimana menentukan pokok-
pokok isi dan menyimpulkan pesan dari pidato/ ceramah/khotbah yang kamu dengarkan.
Untuk membuat pokok-pokok isi pidato/ceramah/khotbah, kamu perlu menyimak
secara sungguh-sungguh dari bagian awal sampai akhir, dengan menuliskan jawaban atas
pertanyaan apa temanya, apa tujuannya, apa isi bagian awal, apa saja isi uraiannya, dan apa
isi simpulannya. Sementara itu, untuk membuat simpulan pesan pidato/ceramah/khotbah,
kamu perlu menulis jawaban atas pertanyaan siapa penceramahnya, kapan dan di mana
kegiatan itu dilakukan, apa isi pokoknya, apa manfaatnya, bagaimana urutan isinya, dan
bagaimana penyampaiannya.
115
Manfaat Mendengarkan Pidato/khotbah
6
Pada pembelajaran unit 6 bagian B kamu telah belajar bagaimana menyusun kerangka
atau garis besar isi pidato/ceramah/khotbah dan berlatih menyampaikan pidato tersebut
di depan teman-teman kamu. Untuk membuat garis besar isi pidato/ceramah/khotbah,
kamu perlu lebih dahulu memahami tema dan judul/topik yang kamu siapkan. Pada
umumnya teks pidato terdiri atas bagian-bagian pendahuluan, isi/uraian, dan penutup.
Sebelum meyusun teks pidato, sebaiknya kamu memahami peristiwa yang melingkupi
pidato, waktu dan tempat pidato, serta khalayak yang akan mendengarkannya. Setelah teks
pidato kamu selesai ditulis, sebaiknya kamu membaca kembali teks tersebut dan mencoba
berlatih berpidato di depan teman-teman kamu. Dalam berlatih berpidato, hendaknya kamu
meminta bantuan teman atau orang lain untuk memberikan penilaian, baik tentang isi
maupun penampilanmu. Atas dasar komentar dari teman atau orang lain itulah, kamu dapat
belajar lebih banyak untuk mempersiapkan diri tampil dalam forum yang sesungguhnya.
Pada pembelajaran unit 6 bagian C kamu telah belajar bagaimana menentukan tema,
menyusun kerangka, mengembangkan kerangka menjadi teks, dan menyunting teks pidato/
ceramah/khotbah. Untuk menyusun kerangka pidato ada tahapan yang perlu diperhatikan,
yakni menentukan topik, menentukan tujuan, mengidenti
fi
kasi persoalan yang akan
diuraikan, dan menyusun persoalan yang teridenti
fi
kasi sesuai dengan sistematika pidato.
Untuk menyusun kerangka menjadi teks pidato ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
yakni menentukan topik yang akan dibicarakan, merumuskan tujuan pidato, mengenali
pendengar, mengumpulkan informasi yang terkait dengan isi pidato, memahami informasi
yang tidak diperlukan, memahami informasi yang telah dikumpulkan, merancang teks
pidato, dan mencermati naskah secara keseluruhan. Secara umum, naskah pidato terdiri atas
tiga bagian utama, yakni bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian penutup. Secara rinci,
teks pidato terdiri atas empat komponen, yakni (1) sapaan dalam pidato, (2) pembuka pidato,
(3) penjabaran isi (penjelasan kesan peristiwa, ucapan terima kasih, permohonan maaf,
ajakan, dan penghargaan), dan (4) penutup pidato. Naskah pidato yang telah dibuat, sebelum
disampaikan di depan khalayak, sebaiknya disunting lebih dahulu. Penyuntingan tersebut
mencakup dua hal, yakni (1) penyuntingan bahasa (tata kalimat, ejaan, ketepatan makna)
dan (2) penyuntingan isi (kesesuaian isi dengan tema, tujuan, dan permasalahannya).
Pada pembelajaran unit 6 bagian D kamu telah belajar tentang kebiasaan, adat, etika
yang terdapat dalam karya sastra pada tahun 1920-1930-an. Karya sastra yang terbit pada
masa itu disebut karya sastra Angkatan Balai Pustaka. Di samping itu terdapat pula nama
Balai Pustaka yang merupakan nama penerbit yang menjadi pelopor dalam menerbitkan
karya sastra Indonesia tahun 1920-an. Karya sastra yang ditulis oleh seorang pengarang
biasanya menggambarkan keadaan masyarakat di tempat karya itu ditulisnya sehingga
karya sastra yang ditulis tidak terlepas dari situasi dan kondisi masyarakatnya. Karya sastra
yang lahir pada sekitar tahun 1920-an dan 1930-an pada umumnya ditulis oleh pengarang
yang berasal dari daerah Sumatera, khususnya Minangkabau, Sumatra Barat. Oleh sebab itu,
karya sastra yang muncul sekitar tahun tersebut menggambarkan kehidupan Minang, yakni
berupa kebiasaan, adat istiadat, etika, budaya, dsb. Novel sebagai salah satu jenis karya
sastra merupakan cerminan masyarakat yang melatarinya. Dengan demikian, nilai-nilai
yang terkandung dalam karya sastra masih berlaku pula pada zaman yang berbeda.
116
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas IX
A. Jawablah soal latihan berikut dengan memilih salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Ketika kamu berpidato di depan Bapak dan Ibu guru di sekolahmu, kata-kata pembuka
yang tepat yang kamu ucapkan adalah ....
A. Halo, Bapak dan Ibu semua
B. Bapak dan Ibu yang saya hormati,
C. Bapak dan Ibu semuanya,
D. Selamat datang Bapak dan Ibu,
2. Jika kamu memberikan sambutan mewakili teman-temanmu kelas 3 dalam rangka
perpisahan dengan guru-guru dan adik kelasmu, kata ganti yang tepat digunakan
adalah ....
A. saya
B. aku
C. kami
D. kita
3. Kata-kata yang pantas kamu ucapkan ketika kamu memberikan sambutan dalam acara
ulang tahun temanmu adalah ....
A. Semoga kamu sehat selalu
B. Semoga kamu dapat juara
C. Semoga kamu dapat teman baik
D. Semoga kamu dapat uang banyak
4. Jika kamu akan berpidato di sekolahmu dalam rangka ulang ahun sekolah, hal yang
tidak
perlu
dilakukan sebelumnya adalah ....
A. mengenali tempat, waktu, dan pendengarnya
B. beristirahat (tidur) selama sepuluh jam
C. menulis garis besar atau teks pidato
D. berlatih pidato dengan teknik bermain peran
5. Ketika kamu mengakhiri sambutan mewakili teman-teman kelasmu, kalimat yang
pantas kamu ucapkan adalah ....
A. Kami mohon maaf karena hanya inilah yang kami siapkan.
B. Sebenarnya banyak yang ingin kami sampaikan, tapi sudah saja.
C. Tidak banyak yang dapat kami sampaikan, maaf saja ya.
D. Demikianlah hal-hal yang dapat kami sampaikan dan jika ada kesalahan kami mohon
maaf.
6. Pernyataan ajakan “Marilah mulai saat ini kita tingkatkan produktivitas karya tulis
untuk mengisi majalah yang akan kita terbitkan bulan yang akan datang.”
Kalimat pernyataan tersebut merupakan komponen pidato yang disampaikan pada ....
Evaluasi
117
Manfaat Mendengarkan Pidato/khotbah
6
A. bagian penutup pidato
B. bagian pendahuluan pidato
C. bagian penjabaran isi pidato
D. bagian salam pembuka pidato
B. Jawablah pertanyaan/soal berikut secara singkat dan jelas!
1. Ketika kamu mendengarkan khotbah dengan tujuan untuk membuat garis besar isi
khotbah, pertanyaan apa saja yang perlu kamu carikan jawaban dari khotbah yang kamu
dengarkan?
2. Jika kamu diminta oleh gurumu untuk memberikan ceramah di depan teman-teman
sekolahmu dalam rangka ulang tahun OSIS dengan tipik “Pembinaan Mental Keagmaan
di Sekolah”, jelaskan apa saja yang perlu kamu siapkan dan kamu lakukan agar
pelaksanaan ceramahmu berhasil dengan baik!
3. Tulislah beberapa kalimat yang mencerminkan pernyataan untuk mengakhiri/menutup
pidato dalam rangka peringatan “Hari Ulang Tahun Sekolahmu”.
Refleksi
Setelah berdiskusi, berlatih, dan melaksanakan semua kegiatan dalam pembelajaran ini,
cobalah kamu renungkan kembali apa yang telah kamu kuasai dan belum kamu kuasai.
Jelaskan kesanmu terhadap pembelajaran yang telah kamu laksanakan dengan memberikan
tanda centang (
√
) pada panduan berikut!
No
Pernyataan Pemandu
Ya
Tidak
1
Saya telah memahami ciri penting komunikasi lisan dalam
bentuk pidato/ceramah/khotbah.
2
Saya dapat mengahargai kelebihan penyampaian isi pidato/
ceramah/khotbah orang lain.
3
Saya merasa senang mendengarkan pidato/ceramah/
khotbah.
4
Saya dapat menulis hal-hal pokok yang terdapat dalam
pidato/ceramah/khotbah.
5
Saya dapat menyimpulkan isi dan pesan pidato/ceramah/
khotbah yang saya dengarkan.
6
Saya selalu menyunting naskah pidato yang saya buat,
sebelum saya sampaikan di depan hadirin.
7
Saya telah memahami bagian-bagian pokok yang ada dalam
naskah pidato.
118
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas IX
8
Saya telah memahami berbagai model berpidato.
9
Saya berani dan dapat berpidato di depan teman-teman
saya.
10
Saya senang dapat memberikan komentar tentang kelebihan
dan kekurangan pengampaian isi pidato orang lain.
11
Saya dapat mengikuti kegiatan belajar pada bab ini dengan
biak.
12
Menurut saya, latihan-latihan dalam subbab ini mudah
diikuti dan membuat saya senang dan bergairah belajar
bahasa Indonesia.